Cara mengatasi Gangguan seksual pada pria - Persepsi umum sejak lama mengenai kejantanan pria dan berbagai faktor eksternal menjadi dasar cueknya pria pada kesehatan diri mereka.
Pria umumnya gengsi
Budaya masyarakat, terutama di Indonesia, yang menekankan pentingnya pencapaian dan kompetensi merupakan salah satu penyebab kurang diperhatikannya aspek kesehatan pada pria. Budaya ini mendorong sifat atau perasaan takut, malu, atau gengsi dan tidak mau mengalah. Takut eksistensinya sebagai pria diragukan, malu atau gengsi mengatakan dirinya sakit karena tidak mau dianggap lemah, dan selalu berusaha menampilkan diri serba bisa sehingga muncul sifat tidak mau mengalah. Faktor lainnya adalah kepercayaan masyarakat akan kejantanan dan keberanian, yang membuat pria lebih banyak melakukan pekerjaan yang potensial berbahaya di luar ruangan, serta cenderung tidak menggunakan alat pengaman yang cukup.
Masalah ini menjadi semakin serius bila Anda tahu bahwa penyebab tertinggi kematian pria di Indonesia sama dengan penyebab kematian tertinggi di dunia, yaitu penyakit jantung koroner. Menurut Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia -RSCM, sepuluh teratas penyebab kematian pria di Indonesia di antaranya adalah penyakit jantung, kanker, luka-luka atau kecelakaan dan stroke. "Bila ditilik lebih jauh, ternyata kematian yang terjadi, khususnya pada pria, banyak yang bersifat prematur dan seharusnya dapat dicegah. Kita harus paham sehingga pencegahan dini dapat dilakukan," papar Dr. Edy.
Penyakit jantung koroner merupakan satu dari tiga bentuk penyakit kardiovaskular. Faktor resiko pria menderita penyakit ini, antara lain usia. Pria, yang telah memasuki usia 45 tahun, wajib menyadari pentingnya kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung,. Selain itu, jika terdapat riwayat keluarga memiliki penyakit jantung, diabetes, merokok, tekanan darah tinggi, obesitas, gaya hidup tidak sehat dan stres juga harus waspada. Karena, ada kemungkinan terkena penyakit jantung atau memiliki resiko tinggi. Segera periksakan ke dokter bila merasakan gejala seperti nyeri di dada, jantung berdebar, pusing, pingsan, lelah atau mengantuk pada tengah hari dan sulit bernapas.
Problem kesehatan pria yang juga harus mendapat perhatian adalah gangguan seksual. DR. Dr. Nur Rasyid, SpU, Ketua Departemen Urologi FKUI-RSCM menjelaskan, ada lima kelompok besar gangguan seksual pria yaitu: gairah seksual rendah, disfungsi ereksi, ejakulasi dini, disfungsi orgasme dan kelainan fisik penis. Fokus gangguan seksual pria biasanya pada disfungsi ereksi. Disfungsi Ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang memadai untuk melakukan hubungan seks yang memuaskan. Penyebab dari DE bisa dari kelainan pembuluh darah, kelainan persyarafan, obat-obatan, kelainan pada alat kelamin pria maupun masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual. Berdasarkan kepustakaan, pada tahun 2025 diperkirakan penderita DE bertambah menjadi 300 juta orang.
Banyak pria yang enggan mengatakan bahwa mereka mengalami DE karena gengsi. "Seringkali DE merupakan masalah yang memalukan bagi pria dan mereka enggan mengemukakan serta mencari pertolongan dokter. Padahal, bila segera diperiksakan, mungkin saja dokter akan menemukan beberapa penyakit penyebab DE," ujar Dr. Nur Rasyid.
Perlu ditekankan bahwa DE bisa saja bukan penyakit tunggal, tetapi 'alarm' akan penyakit lain dalam tubuh. DE sangat mungkin terjadi sebagai gejala awal dari penyakit pembuluh darah seperti diabetes mellitus, kolesterol tinggi, darah tinggi bahkan penyakit jantung. Faktor lain yang dapat menyebabkan DE adalah pertambahan usia, riwayat operasi daerah panggul, obat-obatan dan gaya hidup buruk seperti: merokok, minum alkohol, narkoba dan kurang olahraga. Selain itu, faktor psikologis juga turut berperan serta menyebabkan DE. Penanganan DE adalah melalui psikoterapi, terapi obat dan terakhir bila diperlukan dengan pembedahan.
Mulai sekarang, mari kita ambil tindakan atas kesehatan pria dalam hidup kita. Lakukan check up setahun sekali terutama bagi pria yang berusia di atas 40 tahun. Terapkan pola hidup sehat dari makanan hingga olahraga yang baik untuk tubuh karena tidak semua penyakit harus bergantung pada obat, perilaku hidup sehat tentu akan mencegah banyak penyakit. Selain itu wanita diharapkan untuk tidak pernah bosan mengingatkan pria agar tidak meremehkan kesehatan mereka. Pria cenderung lebih sulit mengekspresikan perasaannya sehingga kita para wanita harus menciptakan suasana kondusif agar pria mau terbuka. "Wanita sebagai pasangan harus bersikap arif, sabar dan tidak mencela, terutama pada pria yang menghadapi masalah DE. Ketidaksabaran akan membuat pria malu dan mencari jalan pintas yang memperparah DE mereka," papar Dr. Charles. "Wanita sangat mungkin bantu memperhatikan kesehatan pria sehingga pencegahan bisa dilakukan lebih dini. Untuk itu wanita juga harus memiliki pola hidup sehat," ucap Prof. DR. Dr. Akmal Taher, Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo . Sepertinya, memulai olahraga bersama pasangan secara rutin akan menyenangkan, bagaimana menurut Anda?
Source: Fitness Magazine,